PENGARUH
PEMBERIAN KOMPENSASI TUNAI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA USAHA DAGANG
ERLANGGA 2 DI DENPASAR
PROPOSAL
PENELITIAN
OLEH :
SISTA SAKA DEWI
NIM : 07.0123.0.03.012
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
MAHENDRADATTA
DENPASAR
2011
UNIVERSITAS MAHENDRADATTA
FAKULTAS TEKNIK
TANDA PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
1.
Nama :
Sista Saka Dewi
2.
NIM :
07.0123.0.03.012
3.
Program Studi : Teknik
Industri
4.
Judul Proposal
Penelitian :Pengaruh Pemberian
Kompensasi Tunai Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Usaha Dagang
Erlangga 2 di Denpasar.
Telah
disetujui dan diterima untuk dilanjutkan ke proses bimbingan dosen pembimbing,
agar disempurnakan menjadi skripsi untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Denpasar, 2011
Menyetujui,
Koordinator Bidang Skripsi, Pembantu Dekan I,
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat-Nyalah penyusun dapat merampungkan Proposal Penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Tunai Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Usaha Dagang Erlangga 2
di Denpasar.”
Proposal
ini dapat disusun tentu atas bantuan berbagai pihak, baik dari masyarakat,
rekan-rekan/teman-teman, Dosen Pembimbing, serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu namanya. Untuk itu melalui Proposal ini perkenankan
penulis dengan kerendahan hati menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :
- Ibu Shri Wedastera Suyasa, selaku Ketua Umum Yayasan Universitas Mahendradatta.
- Bapak DR. Shri A.A Ngurah Arya Wedakarna MWS, SE (MTRU), M.si, selaku Rektor Universitas Mahendradatta.
- Bapak I Made Harta Wijaya, ST, MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Mahendradatta.
- Bapak Ir. I Gede Arya Sena, M,Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan untuk penyelesaian skripsi ini.
- Bapak I Nyoman Sudipa, ST,MSi, selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan.
- Lembaga Pembina Mahasiswa Beasiswa (LPMB) Universitas Mahendradatta.
- Para dosen Fakultas Teknik Universitas Mahendradatta yang telah memberikan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.
- Rekan mahasiswa dan karyawan pada sekretariat Universitas Mahendradatta.
Penulis
menyadari penulisan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya
kemampuan yang dimiliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan ini.
Denpasar, Mei 2011
Penulis
DAFTAR ISI
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN................... i
KATA
PENGANTAR......................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... v
DAFTAR
TABEL............................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN........................................................ 1
1.1 Latar Belakang
Masalah..................................................... 1
1.2 Identifikasi
Masalah........................................................... 3
1.3 Pembatasan
Masalah.......................................................... 3
1.4 Perumusan
Masalah............................................................. 3
1.5 Tujuan dan
Kegunaan Penelitian........................................ 4
1.5.1
Tujuan Penelitian...................................................... 4
1.5.2
Kegunaan
Penelitian................................................. 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 6
2.1 Tinjauan
Pustaka................................................................. 6
2.1.1
Teori Konsep
Kompensasi............................................. 6
a.
Pengertian
Kompensasi.............................................. 6
b.
Fungsi Kompensasi.................................................... 12
c.
Tujuan
Kompensasi.................................................... 13
d.
Penentuan
Kompensasi............................................... 16
e.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kompensasi............ 19
f.
Keadilan dan Kelayakan
Dalam Pemberian
Kompensasi............................................................... 22
g.
Model Kompensasi.................................................... 24
h.
Jenis-jenis
Kompensasi............................................... 25
2.1.2 Produktivitas
Karyawan.................................................... 27
a.
Definisi
Produktivitas.................................................... 27
b.
Definisi Produktivitas Karyawan................................. 31
c.
Unsur-unsur dalam
Penilaian Produktivitas Kerja....... 32
d.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
Kerja.......................................................................... 33
e.
Pengukuran
Produktivitas Tenaga Kerja....................... 35
f.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Produktivitas
Rendah....................................................................... 36
g.
Kriteria Penilaian
Produktivitas...................................... 38
h.
Metode untuk
Meningkatkan Produktivitas.................... 39
i.
Sasaran
Strategis............................................................. 39
j.
Definisi Karyawan.......................................................... 39
k.
Karyawan Kontrak
dan Karyawan Tetap....................... 40
2.1
Kerangka
Pemikiran............................................................ 43
2.2
Perumusan
Hipotesa............................................................ 44
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 45
3.2
Operasional Variable
Penelitian.......................................... 48
3.3
Populasi dan
Sample............................................................ 49
a.
Populasi...................................................................... 49
b.
Sample........................................................................ 50
3.4
Metode Pengumpulan
Data................................................. 50
3.5
Teknik Analisa
Data........................................................... 52
a.
Analisa Data
Kualitatif..................................................... 52
b.
Analisa Data
Kuantitatif................................................... 54
3.6
Lokasi dan Jadwal
Penelitian............................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Internal Consistency....................................................... 23
Gambar 2.2 Model
Kompensasi Lama
(Gomez-Mejia dan Balkin, 1992)..................................... 24
Gambar 2.3 Pengelompokan
Kompensasi (Mondy R, Wayne &
Noe Robert M, 1990)..................................................... 26
Gambar 2.4 Rumus
Produktivitas Karyawan...................................... 32
Gambar 2.4 Kerangka
Pemikiran ...................................................... 44
Gambar
3.1 Desain
Pengaruh Penelitian Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan pada UD.
Erlangga 2 Denpasar...................... 47
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Interprestasi
dari Nilai r................................................. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang penting dan
membuat sumber daya organisasi lainnya bekerja. Sumber daya manusia penting
karena mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi.
Kompensasi merupakan balas jasa
yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat
bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan
memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Bagi organisasi / perusahaan,
kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya
organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan
prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat
menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
Dari pengertian diatas terlihat
bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan
terhadap karyawannya, faktor penarik
bagi calon
1
karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan.
Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam
memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan.
Pemberian kompensasi dalam organisasi merupakan sesuatu yang
esensial karena terkait dengan perilaku, kinerja dan efektivitas tujuan
organisasi. Sebuah perusahaan hendaknya memberikan kompensasi terhadap
karyawannya secara tepat, artinya kompensasi yang diberikan dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawannya.
Dengan demikian jelas bahwa perasaan mempengaruhi perilaku
kerjanya seperti rajin, produktif, malas, tidak bersemangat dan sebagainya.
Hasil kerja karyawan tercerminkan dari tinggi rendahnya kinerja karyawan secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi
rendahnya kinerja karyawan berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi
yang diterapkan oleh lembaga atau organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian
kompensasi yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja
seseorang.
Pemberian kompensasi kepada
karyawannya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yaitu Usaha Dagang Erlangga 2
yang berada di Jalan Nusa Kambangan No.162 Denpasar-Bali. Usaha Dagang Erlangga
2 adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan oleh-oleh khas
Bali yang pada saat ini telah melakukan upaya perbaikan untuk menambah kinerja
karyawan dengan melakukan pemberian kompensasi pada karyawannya. Hal ini
dilakukan oleh UD. Erlangga 2, karena melihat persaingan antar sesama industri
perdangangan yang cenderung semakin pesat.
Berdasarkan hal tersebut maka UD.
Erlangga 2 memerlukan strategi untuk terus dapat bertahan dalam persaingan
dalam perdangangan. Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan
meningkatkan daya kinerja karyawan didasarkan pada hasil kerja karyawan yang
semakin menurun sehingga berpengaruh juga terhadap kepuasan pengunjung atau pelanggan.
Strategi dengan pemberian kompensasi pada karyawan ini diambil oleh UD. Erlangga 2 dengan
mengacu kepada prinsip manajemen modern bahwa suatu kepuasan pelanggan adalah
menjadi dasar tolak ukur untuk menjadi pedoman jika kinerja atau pelayanan karyawan
tidak dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggannya.
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana pengaruh dari pemberian kompensasi agar produktivitas kerja karyawan
meningkat yang berefek pula pada kepuasan pelanggan atau pengunjung UD.
Erlangga 2.
B.
Identifikasi Masalah
Bergerak dari latar belakang, maka dapat
diidentifikasi permasalahan dari pengaruh
pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja karyawan UD. Erlangga 2, yakni
bagaimana usaha dilakukan oleh UD. Erlangga 2 dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja karyawan. Maka dari itu dalam suatu perusahaan yang
berkembang dan menampilkan kualitas perusahaan yang dapat di senangi oleh
konsumen, perusahaan perlu meningkatkan mutu pelayanan dimana produktivitas kinerja
karyawan UD. Erlangga 2 perlu
ditingkatkan dengan melakukan pemberian kompensasi kepada karyawan.
C.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah sangat diperlukan demi
kesempurnaan penelitian dan juga penelitian yang kita lakukan sungguh - sungguh
objektif. Dan sesuai dengan permasalahan yang
ada maka dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan untuk lebih memfokuskan
pada pembahasan permasalahan yakni mengenai bagaimana pengaruh pemberian
kompensasi tunai terhadap produktivitas kerja karyawan.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang, bahwa pemberian kompensasi tunai dalam suatu perusahaan
sangat berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan, maka dari itu
peneliti mengambil sebuah rumusan masalah yakni bagaimana pengaruh pemberian
kompensasi secara tunai terhadap produktivitas kerja karyawan di UD. Erlangga 2
?
E.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Bergerak dari konsep yang penulis ambil tentang pemberian kompensasi terhadap kinerja karyawan maka dapatlah penulis sampaikan tentang
tujuan dan kegunaan dari penelitian yang penulis lakukan. Didalam melakukan
sesuatu hendaknya kita mengetahui maksud dan tujuan kita melakukan kegiatan
tersebut.
1.
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dengan maksud dan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pemberian kompensasi tunai terhadap produktivitas
kerja karyawan di UD. Erlangga 2.
2.
Kegunaan Penelitian
2.1
Bagi Peneliti
a) Sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana
Teknik Industri Universitas Mahendradatta.
b) Sarana untuk meningkatkan pengalaman
meneliti serta pemahaman dan
penerapan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Teknik Industri.
c) Dapat meningkatkan wawasan serta kepekaan
terhadap permasalahan yang terkait dengan bidang keilmuan Teknik Industri.
d)
Sarana untuk mewujudkan tanggung jawab
ilmiah di bidang penelitian.
2.2
Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya di
bidang keilmuan Teknik Industri serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian
yang sejenis atau lebih lanjut.
2.3 Bagi Pemilik
Perusahaan
Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan dilakukannya penelitian
lanjutan sehingga dapat dihasilkan rekomendasikan yang lebih baik dalam hal
penerapan sistem kompensasi di perusahaan dan memberikan bantuan pemikiran sebagai
pertimbangan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas kinerja karyawan UD. Erlangga 2 Denpasar.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka
1.
Teori Konsep Kompensasi
1.1
Pengertian Kompensasi
Dalam hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup para
pegawai, suatu organisasi harus secara efektif memberikan kompensasi sesuai
dengan beban kerja yang diterima pegawai. Kompensasi merupakan salah satu
faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya
kinerja pegawai/ dosen. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada
pegawai perlu mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar
motivasi para pegawai/ dosen dapat dipertahankan dan kinerja pegawai/ dosen
diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan
penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kompensasi dan kinerja
pegawai. Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan
pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan pegawai/ dosen sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah
satu faktor untuk mendorong pegawai/ dosen agar memiliki kinerja yang tinggi.
Cascio (1993 ; 225) menyatakan bahwa kompensasi itu terbagi
menjadi dua, terdapat kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung.
Kompensasi langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari raya,
uang lembur, dan tunjangan langsung lainnya. Sedangkan kompensasi tidak
langsung terdiri dari promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan mutasi.
Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi dan kinerja pegawai/
dosen. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai/ dosen perlu
mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar motivasi para
pegawai/ dosen dapat dipertahankan dan kinerja dosen diharapkan akan terus
meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai
variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai/ dosen. Salah satu fenomena
yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi yang
cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan pegawai sedangkan
kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk mendorong
pegawai/ dosen agar memiliki kinerja yang tinggi.
Kompensasi merupakan salah satu fungsi yang penting dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), hal ini sesuai dengan pendapat Luthans
(1992:147), yang mengatakan:
“Incentives,
at the end of the motivation cycle is the incentives defined as anything that
will alleviate a need and reduce a drive, thus attaining an incective will tend
to restore physiological and psychological balaance and will reduce or cut off
the drive. Eating food, drinking water, and obtainig friends willtend to
resotore the balance and reduce the corresponding drivers, food, water, and
friens are the incentives in these exemples.”
yang berarti: “kompensasi, pada akhir daur motivasi
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang akan meringankan kebutuhan dan
mengurangi gerakan, dengan demikian pencapaian kompensasi akan menuju kepada
perbaikan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan akan mengurangi atau
menghilangkan gerakan. Memakan makanan, meminum air, dan memperoleh teman akan
menuju kepada perbaikan keseimbangan dan mengurangi penyesuaian gerakan, makan,
air, dan teman adalah kompensasi dari contoh-contoh diatas”.
Sedangkan Siagian (1999:265) mengemukakan bahwa sistem
kompensasi digolongkan kedalam:
1. sistem kompensasi pada tingkat individu (Peacework, bonus,
komisi, kurva kematangan, dan kompensasi bagi para eksekutif),
2. sistem kompensasi pada kelompok (kompensasi produksi, bagian
keuntungan, dan pengurangan biaya).
Selanjutnya Robin (1996:246) mengemukakan kompensasi yang
mengandung pengertian yang sama dengan upah variabel yaitu suatu bagian dari
upah seseorang karyawan yang didasarkan pada suatu ukuran kinerja individual
atau organisasi. Upah variabel tersebut terdiri dari upah berdasarkan potongan,
bonus, berbagai laba dan berbagai hasil.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
kompensasi adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai atas dasar prestasi
kerjanya. Sistem kompensasi tersebut meliputi:
a. Upah potongan (piecework)
Upah potongan (piecework),
yaitu pemberian kompensasi berdasarkan jumlah hasil pekerjaan pegawai yang
dinyatakan dalam unit produksi. Dasar penghitungan ialah bahwa makin banyak
unit produksi yang dihasilkan, makin tinggi pula kompensasi yang diterimanya.
Sistem ini tidak dapat diterapkan pada pegawai bagian administrasi, atau pada
pekerjaan yang telah ditentukan.
b. Komisi
Komisi yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai disamping
memperoleh gaji pokok, juga diberikan kompensasi karena keberhasilannya
melaksanakan tugas, atau pegawai yang memperoleh penghasilannya semata-mata
berupa komisi.
c. Bonus
Bonus, yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang mampu
bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produktivitas yang berlaku terlampui.
Bonus dibayar secara eksklusif kepada para eksekutif atau kepada semua pegawai.
Ada tiga cara pemberian bonus yaitu: pertama, berdasarkan jumlah unit produksi
yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, jika jumlah produksinya melebihi
jumlah yang telah ditetapkan, pegawai menerima bonus atas kelebihan jumlah yang
dihasilkan. Kedua, apabila terjadi penghematan waktu, yaitu jika pegawai dapat
menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang seharusnya,
dengan alasan bahwa dengan menghemat waktu, lebih banyak pekerjaan yang harus
diselesaikan dan ketiga, berdasarkan perhitungan progresif, yaitu jika pegawai
makin lama makin mampu memproduksikan barang dalam jumlah yang semakin besar,
makin besar pula bonus yang diterimanya untuk setiap kelebihan produksi yang
dihasilkannya.
Kurva kematangan (maturity
curve), yaitu bagi organisasi yang mengerjakan tenaga teknikal dan
profesional ilmiah. Apabila ada tenaga kerja profesional yang karena masa kerja
dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan
yang lebih tinggi lagi, dibuat suatu kurva prestasi kerja. Jika kurva tersebut
menunjukan bahwa prestasi kerja mereka lebih besar dari prestasi kerja normal
diberikan kompensasi tertentu. Dengan demikian meskipun golongan pangkat dan
gaji yang sudah maksimal, penghasilan riilnya masih dapat ditingkatkan.
d. Bagian laba
Bagi laba atau keuntungan, yaitu kompensasi yang diberikan
berdasarkan sesuatu rumus yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan
profitabilitas atau keuntungan suatu perusahaan atau organisaasi.
e. Bagi produksi
Bagi produksi, yaitu kompensasi yang diberikan kepada
produktivitas kelompok, jika produktivitas kelompok mampu melampaui target
produksi normal maka diberikan bonus.
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja
karyawan tersebut pada organisasi. Ini bisa berupa fisik maupun non fisik dan
harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang
telah diberikannya kep perusahaan tempat ia bekerja.
Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja terlebih dahulu
melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang
adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada
misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja,
komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain
sebagainya.
Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan
dirinya dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas
dengan imbalan yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang
memberi imbalan lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila
pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena
dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi.
Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi /
perusahaan sebagai berikut di bawah ini :
a.
mendapatkan karyawan berkualitas baik,
b.
memacu pekerja untuk bekerja lebih giat
dan meraih prestasi gemilang,
c.
memikat pelamar kerja berkualitas dari
lowongan kerja yang ada,
d.
mudah dalam pelaksanaan dalam
administrasi maupun aspek hukumnya,
e.
memiliki keunggulan lebih dari pesaing /
kompetitor.
Ada 3 teori yang melatarbelakangi kompensasi pekerja, yaitu :
1.
Teori Ekonomi Pasar
Teori ekonomi pasar adalah penciptaan suatu harga upah atau bayaran yang
didasarkan atas kekuatan tawar-menawar negosiasi, atau negoisasi antara para
pekerja, pegawai, karyawan, buruh, dan sebagainya dengan pihak manajemen
perusahaan.
2.
Teori Standar Hidup
Teori standar hidup adalah suatu sistem kompensasi di mana upah atau gaji
ditentukan dengan menyesuaikan dengan standar hidup layak, dimana para pekerja
dapat menikmati hidup dengan damai, mana, tentram dan sejahtera mencakup
jaminan pensiun di hari tua, tabungan, pendidikan, tempat tinggal, transportasi
dan lain sebagainya.
3.
Teori Kemampuan Membayar
Teori kemampuan membayar adalah suatu sistem penentuan besar kecil
kompensasi yang diberikan kepada para pekerja dengan menyesuaikannya dengan
tingkat pendapatan dan keuntungan perusahaan. Ketika perusahaan sedang berjaya,
maka karyawan diberikan tambahan imbalan. Tetapi jika perusahaan mengalami
kerugian, maka pegawai juga akan mendapat pengurangan imbalan.
1.2
Fungsi Kompensasi
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi
merupakan alat pengikat perusahaan terhadap karyawannya, faktor penarik bagi
calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian
kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya
roda organisasi/ perusahaan. Menurut Martoyo (1994), fungsi kompensasi adalah :
a.
Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih
efektif
Kompensasi
yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi
memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan yang bersangkutan
karena besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh tinggi/rendahnya
produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang
diberi kompensasi yang tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang
berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi
pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak perlu (yang diakibatkan oleh
kurang efisien dan efektifitasnya kerja). Dengan demikian pemberian kompensasi
dapat menjadikan penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif.
b.
Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sistem
pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas
organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian kompensasi yang kurang baik dapat
menyebabkan gejolak di kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya
gejolak ketidakpuasan ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
1.3
Tujuan Kompensasi
Sebagai bagian dari manajemen SDM, pemberian
kompensasi bertujuan untuk:
a.
Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan
Salah
satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified)
dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang baik
merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem
kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari
suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari
perusahaan A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi
yang ada pada perusahaan B daripada perusahaan A.
b. Mempertahankan
Karyawan yang ada
Eksodus
besar-besaran karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa besarnya
peranan kompensasi dalam mempertahankan karyawan yang qualified. Sistem
kompensasi yang kurang baik dengan iklim usaha yang kompetitif dapat
menyulitkan organisasi/perusahaan dalam mempertahankan karyawannya yang qualified.
c.
Menjamin Keadilan
Pemberian
kompensasi yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam arti,
perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi
kerja yang diberikan pada organisasi. Administrasi pengupahan dan penggajian
berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan
eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat konpensasi.
d.
Menghargai perilaku yang diinginkan
Besar
kecilnya pemberan kompensasi juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap
perilaku karyawan yang diinginkan. Bila karyawan berperilaku sesuai dengan
harapan organisasi, maka penilaian kinerja yang diberikan akan lebih baik
daripada karyawan yang berperilaku kurang sesuai dengan harapan organisasi.
Pemberian nilai kinerja yang baik diiringi dengan pemberian kompensasi yang
baik dapat meningkatkan kesadaran karyawan bahwa perilakunya dinilai dan
dihargai sehingga karywan akan selalu berusaha memperbaiki perilakunya.
e.
Mengendalikan biaya-biaya
Dalam
jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan
memperbesar biaya. Namun secara jangka panjang, kerja karyawan yang lebih
efektif dan efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat mengendalikan
biaya-biaya yang tidak perlu. Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya
yang tidak perlu akibat rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan
efisiennya kerja karyawan. Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya
melebihi biaya tetap. Pemberian komensasi yang baik diharapkan dapat mendorong
karyawan untuk lebih produktif dan lebih efisien serta efektif dalam bekerja
sehingga organisasi dapat memperkecil atau mengendalikan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan dan memperbesar pemasukannya.
f.
Memenuhi
peraturan-peraturan legal
Selain
lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi
peraturan-peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan
Lembur, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek)
dan fasilitas lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo (1994)
berpendapat bahwa tujuan kompensasi adalah :
1.
Pemenuhan
kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security bagi
karyawan.
2.
Mendorong
agar karyawan lebih baik dan lebih giat.
3.
Menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami kemajuan.
4.
Menunjukkan
penghargaan dan perlakuan adil organisasi terhadap karyawannya (adanya
keseimbangan antara input yang diberikan karyawan terhadap perusahaan
dan output atau besarnya imbalan yang diberikan perusahaan kepada
karyawan).
Scluler (1987:388-389) mengemukakan beberapa tujuan
dan pentingnya kompensasi sebagai berikut:
a)
menarik
pelamar yang potensial,
b)
mempertahankan
pekerja yang baik,
c)
memotivasi
pekerja,
d)
mengelola
gaji berdasarkan peraturan legal,
e)
memfasilitasi
tujuan/sasaran strategis organisasi,
f)
memperkuat
dan menjelaskan struktur.
Banyaknya tujuan dan fungsi kompensasi sebagaimana
disebutkan di atas mengisyaratkan bahwa kompensasi perlu mendapat perhatian
serius oleh para manajer agar dikelola secara tepat dan sebaik-baiknya. Selain
fungsi dan tujuan kompensasi yang sedemikian strategis dalam organisasi, satu
hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa kompensasi dalam segala bentuknya
menghabiskan lebih kurang lima puluh persen dari keseluruhan biaya organisasi
(Schuller, 1987:289).
1.4
Penentuan Kompensasi
Besarnya kompensasi
yang diberikan ditentukan oleh:
a. Harga/ nilai Pekerjaan
Penilaian
harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang dilakukan dalam
menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan. Penilaain
harga pekerja dapat dilakukan dengan dua cara, sebagai berikut:
1. Melakukan analisis jabatan/pekerjaan
Berdasarkan analisis jabatan akan didapat informasi yang
berkaitan dengan :
a) jenis keahlian yang dibutuhkan,
b) tingkat kompeksitas pekerjaan,
c) resiko pekerjaan,
d) perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan.
2. Melakukan survei “harga” pekerjaan
sejenis pada organisasi lain
Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai
patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran kelayakan
kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah dari organisasi
lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu menarik atau
mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila harga pekerjaan
tersebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka organisasi tersebut akan
lebih mudah menarik dan mempertahankan karyawan yang qualified.
b. Sistem kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem
prestasi, sistem kontrak/borongan.
1) Sistem Prestasi
Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah
sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara
besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit banyaknya
hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan
bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif.
Cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi
lebih produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang dapat
bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi sistem hasil : per
potong, per meter, per kilo, per liter dan sebagainya.
2) Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti
jam, hari, minggu, bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya karyawan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini digunakan
bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah :
a)
Mengakibatkan
mengendornya semangat karyawan yang produktifitasnya tinggi (diatas rata-rata
).
b)
Tidak
membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.
c)
Membutuhkan
pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh- sungguh bekerja.
d)
Kurang
mengakui adanya prestasi kerja karyawan.
Sedangkan
kelebihan sistem waktu adalah :
a)
Dapat
mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih, diskriminasi
maupun kompetisi yang kurang sehat.
b)
Menjamin
kepastian penerimaan upah secara periodik.
c)
Tidak
memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
c. Sistem kontrak/ borongan
Penetapan besarnya
upah dengan sistem kontrak / borongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan
lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga
dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan
tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun lamanya
penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis pekerjaan
yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap dan /atau jenis
pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan tetap.
1.5
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Dalam pemberian kompensasi, terdapat sejumlah faktor
yang mempengaruhinya. Secara garis besar faktor-faktor tersebut terbagi tiga,
yaitu faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang bersangkutan, dan faktor
ekstern pegawai organisasi.
a.
Faktor Intern Organisasi
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi
besarnya kompensasi adalah dana organsasi, dan serikat pekerja.
1.
Dana Organisasi
Kemampuan
organisasi untuk melaksanakan kompensasi tergantung pada dana yang terhimpun
untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat
prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Makin besarnya
prestasi kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besanya
keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi, maka
pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
2.
Serikat pekerja
Para
pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan
atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi
simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat
pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak
manajemen.
b.
Faktor Pribadi Karyawan
Contoh faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi
besarnya pemberian kompensasi adalah produktifitas kerja, posisi dan jabatan,
pendidikan dan pengalaman serta jenis dan sifat pekerjaan.
1.
Produktifitas kerja
Produktifitas
kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang
diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan
pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda. Pemberian
kompesasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
2.
Posisi dan Jabatan
Posisi
dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan
jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya
dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam
organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula
kompensasi yang diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
3.
Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi
dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang
mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan
berpndidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari
pegawai yang kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya.
Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi pada
keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk
meningkatkan pengetahuannya.
4.
Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi
pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan
pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan
klerikal akan berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan
pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang
berbeda ini selain karena pertimbangan profesioalisme pegawai juga kerena
besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan.
Sebagai contoh, dikebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di
lapangan biasanya mendaptkan kompenasai antara 2 – 3 kali lipat dari pekerjaan
di dalam ruangan/kantor. Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan
tanggung jawab yang dipikulnya.
c.
Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang
mempengaruhi besarnya kompensasi adalah sebagai berikut :
1.
Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu
pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga
kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya kompensasi
yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah
permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang
diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu
organisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi
tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari
lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi
terabaikan.
2.
Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji
harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of living). Yang
dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi
yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup minimal. Jika
kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang
terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
3.
Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah
berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam
kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam
kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan
tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga
dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
4.
Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi
yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari yang
diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata
kompensasi yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara
mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara
terhadap sumber daya manusianya.
1.6
Keadilan dan Kelayakan Dalam Pemberian Kompensasi
Selain hal-hal diatas, dalam pemberian kompensasi
perlu dipertimbangkan unsur keadilan dan kelayakan.
a.
Keadilan
Dalam pemberian kompensasi apakah itu berupa upah,
gaji, bonus atau bentuk-bentuk lainnya, penting sekali diperhatikan masalah
keadilan terebut. Keadilan bukan berarti sama rasa sama rata tanpa pandang
bulu, tetapi harus terkait adanya hubungan antara pengorbanan (input)
dengan (output).
Semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan
yang diharapkan, sehingga oleh karenanya yang harus dinilai adalah pengorbanan
(input) yang diperlukan suatu jabatan. Input dalam satu jabatan
ditujukan dari persyaratan-persyaratan (spesifikasi) yang harus dipenuhi oleh
orang yang memangku jabatan tersebut. Oleh karena itu semakin tinggi pula
penghasilan (output) yang diharapkan.
Output ini ditunjukkan dari upah yang diterima para karyawan yang
bersangkutan, dimana didalamnya tercantum rasa keadilan yang sangat
diperhatikan oleh setiap karyawan penerima kompensasi tersebut. Bila tuntutan
keadilan seperti seperti ini telah terpenuhi ini berarti perusahaan telah
memiliki internal consistency dalam sistem kompensasinya.
b.
Kelayakan
Di samping masalah keadilan dalam pemberian kompensasi
perlu diperhatikan masalah kelayakan. Pengertian layak ini berkaitan dengan
standar hidup seperti kebutuhan pokok minuman atau upah minimum sesuai
dengan ketentuan pemerintah. Kelayakan juga dilihat dengan cara membandingkan
pengupahan di perusahaan lain. Bila kelayakan ini sudah tercapai, maka
perusahaan sudah mencapai apa yang disebut External Consistency (Konsistensi
Eksternal).
Apabila
upaya di dalam perusahaan yang bersangkutan lebih rendah dari
perusahaan-perusahaan lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kesulitan bagi
perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja. Oleh karena itu untuk memenuhi kedua
konsistensi tersebut (internal dan eksternal) perlu digunakan suatu evaluasi
pekerjaan.
1.7
Model Kompensasi
Gomes-Mejia
menggambarkan suatu sistem kompensasi lama seperti pada gambar :
Gambar 2.1
Model Kompensasi Lama
Sumber : Gomez-Mejia dan Balkin,1992
Sistem kompensasi lama tersebut memberikan masukan untuk
memikirkan bagaimana caranya suatu sistem kompensasi yang baru disusun.
Orientasi strategis dilibatkan di dalam pengembangan visi perusahaan jangka
panjang yang lebih menggambarkan cakupan yang lebih luas dibanding hanya
mempertimbangkan hal-hal yang taktis berjangka pendek. Oleh karena itu suatu
sistem kompensasi yang berjangkauan lebih luas dapat diindikasikan atau
berciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sistem kompensasi harus
berperan di dalam konteks organisasi dan merupakan bagian integral dari suatu
proses formulasi strategi.
b.
Kompensasi memainkan peran
utama di dalam proses pengambilan keputusan-keputusan strategis, termasuk di
dalam proses perencanaan, implementasi dan pengendalian.
c.
Kebijakan kompensasi harus
dapat merefleksikan keinginan-keinginan utama dari para pemegang saham.
Apabila indikasi-indikasi tersebut di atas sudah tampak dalam
suatu perusahaan, maka sistem kompensasi sudah menempati pada porsi yang benar
sesuai dengan Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia yang modern (Gomez-Mejia
dan Balkin, 1992).
1.8
Jenis-jenis Kompensasi
Menurut Mondy R,
Wayne dan Noe Robert M (1990) kompensasi dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu :
1.
kompensasi finansial,
2.
kompensasi non-finansial.
Selanjutnya
kompensasi finansial ada yang bersifat langsung dan ada yang tidak langsung.
Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran yang diterima dalam bentuk gaji,
honor, penghargaan atau bonus. Sedangkan kompensasi tidak langsung terdiri dari
semua penghargaan finansial yang tidak termasuk pada kompensasi langsung
seperti asuransi, tunjangan kesehatan, premi pensiun, biaya tugas, biaya
kursus, biaya training, dan lain-lain.
Kompensasi
non-finansial terdiri dari kepuasan yang diterima dari pekerjaannya sendiri
atau dari lingkungan fisik atau psikologi tempat bekerjanya. Contoh, seorang
tenega penjualan akan merasa puas dengan perstasinya jika mencapai target
penjualannya. Setiap orang memiliki alasan yang berbeda dalam bekerja. Jika
seseorang masih dalam rangka mencukupi kebutuhan fisik, maka uang paling
penting dari semua penghargaan. Tetapi bagi yang susah mencapai kebutuhan
non-fisik seperti kebutuhan sosial, pengakuan, uang bukanlah hal yang
terpenting. Kompensasi tersebut mempunyai dampak langsung dan penting pada
hasil kerja suatu perusahaan.
Gambar 2.2
Pengelompokan Kompensasi
Sumber : Mondy R, Wayne & Noe Robert M, 1990
2.
Produktivitas Karyawan
2.1
Definisi Produktivitas
Produktivitas dapat digambarkan dalam
dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas
secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan
teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial adalah
pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi. Suatu
perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input)
menjadi output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi
penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu
ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya
manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi,
harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya
mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga
kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan
oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan
untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa;
kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993,
p.1).
Dapat dikatakan bahwa produktivitas
adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan
pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P.
Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan
output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang
memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan
behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak
program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai
asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).
Pengertian lain dari produktivitas
adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa
bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas
(Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan
produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya
termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain
bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan
efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara
umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik
(barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga
diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau
jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a.
Perbandingan ukuran harga bagi masukan
dan hasil.
b.
Perbedaan antara kumpulan jumlah
pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja
yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau
jam-jam kerja orang.
2.2
Definisi Produktivitas Karyawan
Setiap organisasi
baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu berupaya agar para anggota
atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi
dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan.
Produktivitas
karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta
tenaga kerja persatuan waktu (per-jam, per-orang). Peran serta tenaga kerja
adalah penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.
Seorang tenaga kerja
dinilai produktif jika ia dapat menghasilkan output yang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja lain dalam
satuan waktu yang sama atau jika orang itu menghasilkan output yang sama dengan memakai sumber daya lebih sedikit.
Gambar 2.3 Rumus Produktivitas Karyawan
|
Sumber : Tjutju Yuniarsih-Suwatno, 2008
2.3
Unsur-unsur dalam Penilaian Produktivitas Kerja
Di dalam produktivitas kerja terdapat
unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah
:
a.
Semangat kerja
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh
adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja
secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian
dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semangat
kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas
pekerjaanya.
b.
Cara kerja
Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat
dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan
efisien.
c.
Hasil kerja
Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan
oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja
pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari
jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa
karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja dari
pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu
berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga
akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
2.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Perusahaan mempunyai
peranan yang sangat besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Perusahaan
harus dapat menjaga agar prodiktivitas kerja karyawan tidak megalami penurunan
dari waktu sebelumnya. Untuk dapat mengetaui turun atau tidaknya produktivitas
perusahaan harus dapat membuat standar kerja yang ditetapkan oleh pihak
perusahaan dengan standar kerja. Menurut Sukarna (1993:41), faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu :
a.
Kemampuan dan ketangkasan
karyawan.
b.
Managerial skill atau
kemampuan pimpinan perusahaan.
c.
Lingkungan kerja yang baik.
d.
Lingkungan masyarakat yang
baik.
e.
Upah kerja.
f.
Motivasi pekerja untuk
meraih prestasi kerja.
g.
Disiplin kerja karyawan.
h.
Kondisi politik atau
keamanan, dan ketertiban negara.
i.
Kesatuan dan persatuan
antara kelompok pekerja.
j.
Kebudayaan suatu negara.
k.
Pendidikan dan pengalaman
kerja.
l.
Kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan.
m.
Fasilitas kerja.
n.
Kebijakan dan sistem
administrasi perusahaan.
Pengaruh produktivitas kerja terhadap pencapaian tujuan
perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini perlu
dilakukan agar perusahaan tersebut dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya
di masa yang akan datang. Tujuan peningkatan produktivitas ini dapat dilihat
dari beberapa sisi, bagi suatu perusahaan peningkatan produktivitas ini
mempunyai tujuan antara lain:
1.
agar perusahaan
tersebut mempunyai daya saing pasar,
2.
untuk menjamin
kelangsungan kegiatan di perusahaan tersebut,
3.
untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan,
4.
agar perusahaan
tersebut memungkinkan memperluas perusahaan,
5.
agar perusahaan
tersebut dapat meningkatkan volume produksinya.
Sedangkan untuk tingkat individu, tujuan dan peningkatan
produktivitas ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta
mempunyai kesempatan untuk berperan aktif di dalam perusahaan. Peningkatan
produktivitas karyawan dapat dilihat dari bentuk :
a)
jumlah produksi
meningkat dengsn menggunakan masukan yang sama,
b)
jumlah produksi
meningkat yang dicapai dengan menggunakan masukan yang turun,
c)
jumlah produksi yang
lebih besar yang diperoleh dengan tambahan masukan yang relatif kecil.
Dari pembahasan di atas perusahaan akan dengan mudah
mencapai tujuannya dengan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan
perusahaan tersebut. Dengan adanya pemberian insentif maka pengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan akan sangat mendorong pencapaian tujuan perusahaan
itu sendiri dan pemberian insentif ini merupakan salah satu factor dapat
mempengaruhi produktivitas kerja.
2.5
Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan
suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam
mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan
kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :
a.
Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan
meliputi :
1.
Kecepatan waktu kerja.
2.
Penghematan waktu kerja.
3.
Kedisiplinan waktu kerja.
4.
Tingkat absensi.
b.
Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai
produk yang diinginkan perusahaan.
Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan
mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target
dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan
pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut :
1)
Pertambahan produksi dari waktu ke
waktu.
2)
Pertambahan pendapatan dari waktu ke
waktu.
3)
Pertambahan kesempatan kerja dari waktu
ke waktu.
4)
Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
5)
Komponen prestasi utama sendiri dengan
komponen prestasi utama orang lain.
Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a.
Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif
seperti ukuran (Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan
banyaknya tenaga kerja.
b.
Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan
nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar.
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan
waktu dan hasil kerja atau out put.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat
dari dua komponen yaitu :
1.
Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan
waktu, ketepatan masuk kerja.
2.
Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas,
peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan.
2.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Rendah
Faktor-faktor pada tingkat makro yang dapat memengaruhi terjadinya
produktivitas yang rendah meliputi :
a.
Kondisi
Perekonomian : reit pajak yang rendah; tabungan dan
investasi yang meningkat; regulasi yang berlebihan; tingkat inflasi tinggi;
fluktuasi ekonomi; harga energi tinggi; keterbatasan bahan baku; perlindungan
berlebihan dan keterbatasan kuota; dan subsidi berlebihan yang
menimbulkan inefisiensi.
b.
Kondisi
Industri: kurangnya riset dan pengembangan dan
regulasi antimonopoli berlebihan.
c.
Regulasi
pemerintah: birokrasi panjang; produktivitas pemerintahan rendah; pemborosan
pemerintah dan tingkat korupsi tinggi.
d.
Karakteristik
Angkatan Kerja : standar pendidikan rendah; reit melek
huruf rendah; etos kerja rendah; pergeseran ke sektor jasa; reit kriminal
tinggi; pergeseran sistem nilai dan sikap.
Faktor-faktor mikro yang dapat memengaruhi terjadinya produktivitas
yang rendah meliputi :
1.
Organisasi:
pabrik-pabrik tua; mesin-mesin tua; kekurangan alat dan pabrik; riset
dan pengembangan kurang dan kondisi fisik tempat kerja kurang nyaman.
2.
Manajemen : kurang perhatian terhadap mutu; kelebihan staf pegawai; spesialisasi
pekerja yang berlebihan; kurang perhatian terhadap faktor-faktor manusia;
perhatian terhadap isyu legal yang berlebihan; kurangnya perhatian pada persoalan
merger; kurangnya perhatian terhadap pelatihan dan pengembangan Gaji eksekutif
berlebihan,sementara gaji karyawan tidak memadai; resisten terhadap perubahan;
penurunan perhatian terhadap risiko kerja; sikap bermusuhan terhadap serikat
pekerja; dan manajemen kepemimpinan otoriter.
3.
Karyawan: lebih senang dengan waktu santai; resisten terhadap perubahan; tidak
bangga pada pekerjaan; kekerasan karena alkohol dan obat-obatan terlarang;
pengalaman kerja kurang; etos kerja yang kurang; rendahnya pengetahuan, ketrampilan,
kemampuan, sikap dan perilaku; kondisi kesehatan yang kurang; dan kemampuan
berkomunikasi yang kurang.
2.7
Kriteria Penilaian Produktivitas
Beberapa kriteria untuk menilai produktivitas dan mutu meliputi :
a.
Sisi Input
1)
Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang
tinggi.
2)
Sikap tentang mutu yang tinggi.
3)
Ketrampilan kerja tinggi.
4)
Pengalaman kerja luas.
5)
Kesehatan fisik prima.
b.
Sisi Process
1)
Jumlah kesalahan yang rendah : mendekati
nol.
2)
Jumlah karyawan yang keluar semakin
rendah.
3)
Waktu kerja lembur bertambah.
4)
Ketidakhadiran karyawan semakin kecil.
5)
Kerusakan atau kesalahan rendah.
6)
Derajat respon tinggi.
7)
Biaya produksi perunit yang rendah.
8)
Kelengkapan proyek semakin tinggi.
c.
Sisi Output
1)
Kepuasan konsumen yang semakin tinggi.
2)
Peningkatan penjualan barang.
3)
Penerimaan dari investasi semakin
meningkat.
4)
Output perkaryawan semakin tinggi.
5)
Nilai rupiah penjualan semakin meningkat.
6)
Keuntungan semakin besar.
d.
Sisi Outcome
1)
Pangsa pasar yang semakin besar.
2)
Penghasilan dari setiap pangsa semakin
besar.
3)
Keluhan pelanggan pelanggan semakin
kecil.
4)
Semakin besarnya peluang karir karyawan.
5)
Semakin besarnya peluang perusahaan
untuk berkembang.
2.8
Metode untuk Meningkatkan Produktivitas
Metode yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas adalah :
a.
Investasi mesin untuk mengganti tenaga manusia
→ diganti ataupun ditambah mesin baru.
b.
Upaya yang diarahkan pada penentuan dan
penerapan metode kerja yang paling sesuai.
c.
Menghilangkan praktek-praktek yang tidak
produktif.
d.
Metode-metode personalia yang dapat
digunakan untuk memanfaatkan secara lebih efektif SDM dari suatu perusahaan.
Antara lain :
1.
Seleksi : pemilihan Tenaga Kerja baru dan pengaturan Tenaga Kerja lama pada tempat
yang sesuai.
2.
Pengendalian
Tenaga Kerja : pengadaan jumlah Tenaga Kerja
disesuaikan dengan ketrampilannya.
3.
Penyempurnaan
Struktur Organisasi : untuk menyelesaikan kerja.
4.
Pengembangan
SDM → DIKLAT : pertumbh produktivitas yang continue.
5.
Motivasi.
2.9
Sasaran Strategis
Sasaran strategis untuk peningkatan
produktivitas masa mendatang perlu diarahkan pada :
a.
Peningkatan latihan kerja
b.
Perbaikan manajemen
c.
Peningkatan kesempatan berusaha
d.
Kampanye produktivitas
2.10
Definisi Karyawan
Karyawan merupakan
salah satu faktor produksi yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka
betapa sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan, merekalah yang menentukan
maju mundurnya suatu perusahaan, dengan memiliki tenaga-tenaga kerja yang
terampil dengan motivasi tinggi perusahaan telah mempunyai asset yang sangat
mahal, yang sulit dinilai dengan uang.
Dalam suatu
perusahaan, tenaga kerja merupakan satu aspek yang sangat penting. Perusahaan
jasa seperti hotel dan restoran pasti tidak lepas dari adanya tenaga kerja
sebagai salah satu kekuatan utama. Pengertian tentang ketenagakerjaan
dijelaskan pada Undang-Undang no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bab 1
pasal 1 bahwa:
Ayat
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Ayat 2. Tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Ayat 3. Pekerja/buruh
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
B. Kerangka Pemikiran
Dalam suatu
perusahaan mutu dan kualitas adalah satu hal yang paling utama untuk dapat
memperoleh hasil yang diinginkan. Maka dari itu baik kualitas maupun kuantitas
dalam perusahaan seharusnya ada peningkatan terus menerus yang di mulai dari
perencanaan-perencanaan atau langkah-langkah untuk melaksanakan suatu
kebijakan. Dalam hal ini yang paling utama adalah kualitas sumber daya manusia
yang harus dipersiapkan secara matang dan harus selalu dilaksanakan
peningkatan-peningkatan.
Melalui
pelaksanaan kebijakan dengan pemberian kompensasi yang dilakukan oleh pimpinan
kepada seluruh karyawan maka pekerjaan yang dilaksanakan akan mudah
terselesaikan sesuai dengan prosedur yang ada karena kualitas sumber daya
manusia sangat menentukan hasil pekerjaan yang nantinya akan membawa perusahaan
dalam mencapai tujuan secara maksimal.
Kerangka pemikiran disajikan dalam
bentuk skema sederhana dimana indikator variabel-variabel mengenai pemberian
kompensasi berpengaruh terhadap tingkat produktivitas karyawan. Adapun kerangka
pemikiran penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis
X Y
Sumber : Analisa Pribadi, 2011
C.
Perumusan Hipotesa
Menurut
Ketut Rinin (2000:90) mengatakan bahwa “Hipotessa adalah sebagai pernyataan
sementara yang dibuktikan kebenarannya”. Sedangkan menurut Rosady Ruslan
(2004:169) mengatakan bahwa “Hipotesa adalah suatu pendapat atau jawaban
sementara yang belum diuji kebenarannya”.
Sesuai
dengan teori yang telah diuraikan maka anggapan sementara dari penelitian ini
adalah, pemberian kompensasi tunai yang dilaksanakan pada perusahaan sangat
berpengaruh pada peningkatan kinerja karyawan dan dapat berakibat pada
peningkatan kualitas pada perusahaan sehingga perusahaan mengalami peningkatan
mutu dan hasil sesuai dengan target.
Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kompensasi Tunai (variable
X) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan (variable Y).
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan / Desain Penelitian
Mohammad Teguh (2005:87) menyatakan bahwa rancangan
penelitian adalah spesifikasi metode-metode atau prosedur-prosedur guna
menemukan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun atau memecahkan masalah.
Rancangan penelitian berisikan prosedur dalam mengenai cara memperoleh
informasi dalam suatu penelitian.
Ruslan (2003:5) mengungkapkan penelitian adalah
penyelidikan yang dilakukan secara berhati-hati dan sistematis dalam mencari
fakta dan menggunakan prinsip-prinsip yang tepat. Dalam hal ini dilakukan untuk
beberapa tujuan antara lain untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan
serta untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang dilakukan guna mendapatkan
sesuatu dengan tujuan dan maksud- maksud tertentu. Kata ilmiah mengandung arti
kegiatan dan tindakan tersebut berdasarkan tindakan pada metode keilmuan.
Metode keilmuan ini merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan empiris.
Pemikiran dengan pendekatan rasional memberikan kerangka berpikir yang
terintegrasi dan logis. Sedangkan pemikiran dengan pendekatan empiris
memberikan kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran.
Desain penelitian merupakan rencana atau struktur penyelidikan yang
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Rencana ini merupakan program yang menyeluruh dari penelitian.
Dalam rencana tersebut mencakup hal-hal yang akan dilakukan penelitian mulai
dari membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai akhir data.
Struktur adalah kerangka kerja, organisasi atau susunan dari hubungan-hubungan
antara variabel-variabel suatu penelitian. Secara garis besar rancangan penelitian
dapat digambarkan seperti bagan berikut ini :
Gambar 3.1 Desain Pengaruh Penelitian Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan pada UD. Erlangga 2 Denpasar
Sumber
: Analisa Pribadi, 2011
B.
Operasional Variable Penelitian
Menurut Mudrajad Kuncoro (2003:40) variabel adalah sesuatu yang
membedakan atau mengubah nilai. Salah satu unsur yang sangat membantu dalam
komunikasi antar peneliti adalah definisi operasional variabel yang merupakan
petunjuk tentang bagaimana salah satu variabel dapat diukur.
Mohammad
Teguh (2005:90) mengemukakan bahwa definisi operasional variabel adalah
kegiatan yang merinci kegiatan penelitian dalam pengukuran variabel. Salah satu
unsur operasional variabel penelitian
yang sangat membantu dalam komunikasi antar peneliti adalah definisi
operasional variabel yang merupakan petunjuk tentang bagaimana salah satu
variabel dapat diukur.
Variabel
yang hendak diteliti oleh penulis adalah tentang pengaruh dari kebijakan
pimpinan perusahaan atas pemberian kompensasi terhadap peningkatan
produktivitas kinerja karyawan sehingga akan mendapatkan data yeng relevan dan
dapat digunakan nantinya sebagai acuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang
kenyataan di lapangan sehingga nantinya
penulis dapat menyimpulkan kearah manakah konsep kompensasi tersebut
dibawa.
C.
Populasi dan Sample
1.
Populasi
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2002:55) yang menyatakan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai
kualitas atau karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti. Maka suatu populasi ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik
suatu kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini memiliki karateristik
sebagai berikut : yaitu seluruh karyawan para UD.
Erlangga 2 baik
itu perempuan maupun laki-laki, jumlah seluruhnya karyawan adalah 200 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah dengan jumlah responden sebanyak 50 orang.
2.
Sample
Menurut Rosady Ruslan (2003:139) Peneliti yang meneliti
seluruh elemen-elemen populasi, disebut sensus, dan jika meneliti sebagian dari
elemen-elemen tertentu suatu populasi, disebut penelitian ‘sampel’. Menurut
Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar (2008:44) Sampel (contoh) ialah
sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang
disebut dengan teknik sampling.
Sampel yang penulis gunakan adalah bagian dari populasi yang
memiliki sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Penulis
mengambil data dengan cara random, karena jumlah anggota populasi cukup banyak
sedangkan jumlah sampel yang akan diambil sedikit.
D.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan
data berdasarkan jenisnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Data kuantitatif, adalah data-data berupa angka-angka dari hasil
observasi atau pengukuran.
b. Data kualitatif, adalah data-data yang bukan berupa angka dan
biasanya menggunakan klasifikasi-klasifisikasi tertentu. Misalnya tentang
gambaran umum perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
Dalam penelitian ini, penulis memakai metode deskriptif yaitu suatu metode
dimana penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang. Untuk
mencapai sasaran yang tepat dalam rangka pembahasan suatu permasalahan yang ada
didalam objek, maka perlu adanya data yang akurat. Adapun metode yang penulis
maksud adalah:
1)
Wawancara
Wawancara adalah suatu
cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit.
2)
Daftar Pertanyaan
Yaitu Pengumpulan data
dengan cara mengisi daftar pertanyaan
yang telah disiapkan oleh peneliti, daftar pertanyaan ditujukan kepada
para karyawan yang menjadi sampel.
3)
Observasi
Observasi adalah
pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pengamatan ini dapat dilakukan
sesaat ataupun dapat diulang.
4)
Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, paraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film documenter, data yang relevan dalam
penelitian. Sebagai bahan atau informasi pada saat menyusun laporan penelitian.
E.
Teknik Analisa Data
Teknik yang akan digunakan dalam
penyelesaian permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1.
Analisa Data Kualitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data yang bersifat bilangan atau berupa angka-angka. Dari
hasil daftar pertanyaan, data tersebut dikuantitatifkan dengan memberikan skor
pada masing-masing jawaban responden.
Untuk
mengkuantitatifkan pilihan ganda pada pertanyaan kuisioner terdapat empat
jawaban dengan skor masing-masing:
a.
Jawaban
A nilainya ( baik sekali )
b.
Jawaban
B nilainya ( baik )
c.
Jawaban
C nilainya ( cukup )
d.
Jawaban
D nilainya ( kurang)
Data-data
yang diperoleh dari hasil penelitian setelah dilakukan tabulasi data, maka
selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik sebagai berikut:
a.
Analisis
Regresi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara pemberian kompensasi tunai (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y), maka dinyatakan dengan persamaan garis regresi ( Sugiono, 2002:211), yaitu dimana masing-masing konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara pemberian kompensasi tunai (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (Y), maka dinyatakan dengan persamaan garis regresi ( Sugiono, 2002:211), yaitu dimana masing-masing konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
Y = a + bX
atau
n
( ƩX² ) – ( ƩY )²
Keterangan:
Y =
variable terikat
X =
variable bebas
a =
nilai konstanta
b =
koefisien regresi
c =
banyaknya data
b.
Analisis
Korelasi
Analisis
ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pemberian kompensasi dengan peningkatan
produktivitas kerja karyawan yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
r = n ( ƩX . Y ) – ( ƩX ) ( ƩY )
{ n ( ƩX² ) - (ƩX)² } . { n ( ƩX² )- (ƩX)² }
Keterangan
:
r =
koefisien korelasi antara variabel pemberian kompensasi tunai dan produktivitas
karyawan
X =
skor pemberian kompensasi tunai
Y = skor total tingkat produktivitas karyawan
n =
jumlah responden
Kriteria
yang dipakai untuk menentukan tingkat hubungan variabel bebas x terhadap
variabel terikat Y untuk interprestasi dari nilai r, menurut Usman dan Akbar
(1995:201) adalah sebagai berikut:
Tabel. 1 Interprestasi dari Nilai r
R
|
Interprestasi
|
0
0,01 – 0,21
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 0,90
0,91 – 1,00
|
Tidak Berkorelasi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Tinggi Sekali
|
c.
Analisis
Determinasi
Analisis yang digunakan untuk mengetahui variasi hubungan antara
variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat yang dinyatakan dalam
prosentase. Rumus ( Sugiono, 2002 : 224 ) :
D = r² x 100 %
r² = b² Ʃxi²
Ʃy²
Dimana :
D = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
2.
Analisa Data Kuantitatif
Analisis
kualitatif adalah analisis yang pada prinsipnya cenderung berwujud kata-kata
dari pada angka yang digunakan untuk melengkapi analisis kuantitatif yaitu
berupa uraian dari hasil penelitian sehingga mendapatkan gambaran yang jelas
tentang hasil penelitian.
F.
Lokasi dan Jadwal Penelitian
Kegiatan penelitian
ini dilaksanakan di UD. Erlangga 2 yang beralamat di Jln. Nusa Kambangan No.162
Denpasar, Bali. Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret
2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar